Sesuai dengan SK Rektor Nomor 2425/UN7.P/HK/2020, dengan jumlah SKS wajib sebanyak 105 SKS dan masa studi yang harus ditempuh selama 8 semester.
|
Mata Kuliah Semester I
|
1
|
Patobiologi (2 SKS)
|
2
|
Patologi Umum (2 SKS)
|
3
|
Teknik Histopatologi (2 SKS)
|
4
|
Teknik Potong Beku Dasar (1 SKS)
|
5
|
Teknik Sitologi (2 SKS)
|
6
|
Dasar-dasar histokimia (1 SKS)
|
7
|
Teknik Autopsi (1 SKS)
|
Mata Kuliah Semester II
|
1
|
Patologi Organ Dasar (6 SKS)
|
2
|
Sitologi Dasar (2 SKS)
|
3
|
Autopsi Klinik (1 SKS)
|
4
|
Imunohistokimia (1 SKS)
|
5
|
Teknik FNAB Dasar (1 SKS)
|
6
|
Patologi Eksperimental (1 SKS)
|
7
|
Metodologi Penelitian (2 SKS)
|
Mata Kuliah Semester III
|
1
|
Patologi Sistema I (8 SKS)
|
2
|
Sitologi Lanjut I (6 SKS)
|
Mata Kuliah Semester IV
|
1
|
Patologi Sistema II (8 SKS)
|
2
|
Sitologi Lanjut II (6 SKS)
|
3
|
Penyusunan proposal tesis (2 SKS)
|
Mata Kuliah Semester V
|
1
|
Patologi Sistema III (8 SKS)
|
2
|
Sitologi Lanjut III (6 SKS)
|
3
|
Penelitian Tesis (2 SKS)
|
Mata Kuliah Semester VI
|
1
|
Patologi Sistema IV (8 SKS)
|
2
|
Sitologi Lanjut IV (6 SKS)
|
Mata Kuliah Semester VII
|
1
|
Patologi Sistema V (8 SKS)
|
2
|
Sitologi Lanjut V (6SKS)
|
Mata Kuliah Semester VIII
|
1
|
Penelitian Tesis Lanjut (2 SKS)
|
2
|
Penyusunan Tesis dan Ujian Tesis (4 SKS)
|
Kompetensi Lulusan
|
Setelah menyelesaikan studi mahasiswa akan mampu :
|
1
|
Menerapkan etika profesi Dokter Spesialis Patologi dalam menjalankan tugas atau tanggung jawab sebagai Dokter Spesialis Patologi.
|
2
|
Berperan aktif dalam mengembangkan ilmu kedokteran khususnya dalam bidang Patologi Anatomik melalui penulisan karya ilmiah yang dipresentasikan atau dipublikasikan dari hasil penelitian.
|
3
|
Menegakkan diagnosis Patologi Anatomik baik histopatologik rutin, potong beku maupun sitopatologik dari bahan atau organ tubuh yang diperiksa.
|
4
|
Menentukan sebab kematian pasien dengan melakukan autopsi.
|
5
|
Mengelola suatu sentra diagnostik patologi dalam merancang, melaksanakan dan mengawasi kegiatan di masing-masing unit.
|
6
|
Berperan aktif dalam tim medik rumah sakit sebagai spesialis patologi anatomik dalam pengelolaan pasien.
|
7
|
Berperan sebagai manajer suatu sentra diagnosis patologi anatomik.
|
8
|
Berperan sebagai pengajar dan pembimbing dalam bidang patologi anatomik.
|
Metode pembelajaran dan Asesmen (Learning Method and Assessment)
|
1
|
Diskusi Interaktif
|
2
|
CPC (Clinicopathological Conference)
|
3
|
Tugas baca artikel jurnal ilmiah (journal reading)
|
4
|
Referat
|
5
|
Case-based learning dengan bahan teaching set
|
6
|
Case-based learning dengan bahan dari arsip
|
7
|
Case-based learning dengan bahan kasus pasien sehari-hari
|
8
|
Penelitian
|
9
|
Praktik membuat preparat sendiri
|
10
|
Praktik membimbing peserta program pendidikan Dokter Spesialis Patologi Anatomik yang lebih muda
|
11
|
Penulisan makalah ilmiah
|
Tahapan pendidikan untuk mencapai kompetensi sebagai Dokter Spesialis Patologi Anatomik terdiri atas 3 tahapan
|
Tahap I/ Tahap awal/ Pembekalan
|
1
|
Merupakan peserta PPDS PA Semester 1 dan 2 yang mampu melakukan semua praktek kedokteran sebagaimana dilakukan oleh dokter umum.
|
2
|
Mempelajari proses dasar terjadinya perubahan morfologik pada jaringan serta melakukan observasi/pelatihan sebagian praktek kedokteran SpPA dibawah bimbingan DSPA.
|
3
|
Perkuliahan dan diskusi mata kuliah semester 1.
|
4
|
Presentasi dan diskusi ilmu patobiologi dan dasar patologi organ dengan supervisor yang ditunjuk.
|
5
|
Praktikum teknik laboratorium patologi anatomik dasar dan lanjut, serta patologi eksperimental.
|
6
|
Kegiatan magang teknik dasar autopsi di departemen forensik.
|
7
|
Penulisan karya ilmiah berupa tinjauan pustaka patologi anatomi.
|
8
|
Kewenangan: belum diberi kewenangan.
|
9
|
Setelah dinyatakan selesai oleh pusat pendidikan didaftarkan untuk mengikuti Ujian Nasional Teori ( Unas Tahap I) yang dilaksanakan oleh Kolegium PA
|
Tahap II/ Tahap Magang
|
1
|
Merupakan peserta PPDS PA Semester 3 , 4 dan 5 yang mampu melakukan sebagian besar praktik kedokteran SpPA dengan syarat dalam bimbingan dan tanggung jawab DSPA yang berwenang.
|
2
|
Kegiatan magang di ruang potong / grossing dan ruang potong beku.
|
3
|
Kegiatan magang diagnostik sesuai rotasi modul organ.
|
4
|
Tugas baca diskusi kasus harian, kasus sulit dan teaching set dengan supervisor terkait.
|
5
|
Penugasan sebagai pelayanan masyarakat.
|
6
|
Pemeriksaan papsmear dan FNAB.
|
7
|
Pembuatan karya ilmiah berupa laporan kasus dan telaah retrospektif yang dipresentasikan pada pertemuan ilmiah.
|
8
|
Presentasi laporan kasus berupa laporan kasus dan telaah retrospektif yang dipresentasikan pada pertemuan ilmiah tingkat nasional / internasional.
|
9
|
Penulisan proposal penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan ilmiah.
|
Kewenangan:
|
1
|
Memotong jaringan yang diterima untuk pemeriksaan PA.
|
2
|
Mendiskripai kalainan makroskopik dan mikroskopik.
|
3
|
Menegakkan diagnosis PA berdasarkan kelainan yang ditemukan.
|
4
|
Menentukan pulasan khusus yang diperlukan pada kasusu tertentu.
|
5
|
Kewenangan ini tetap dibawah bimbingan dan tanggung jawab DSPA yang berwenang.
|
6
|
Setelah dinyatakan selesai/lulus oleh Pusat pendidikan dikirim untuk mengikuti Ujian Nasional Kemampuan Diagnostik (UNAS Tahap II) yang diselenggarakan oleh Kolegium PA.
|
Tahap III/Tahap Mandiri
|
Merupakan PPDS semester 6 dan 7 yang mampu melakukan semua praktik kedokteran SpPA sebagaimana dilakukan oleh dokter SpPA dibawah bimbingan DSPA.
|
1
|
Kegiatan diagnostik mandiri dengan supervisi DPJP.
|
2
|
Praktik FNAB secara mandiri.
|
3
|
Penugasan sebagai pelayanan masyarakat dan penanggung jawab CPC.
|
4
|
Kegiatan penelitian dan penulisan tesis yang kemudian dipresentasikan pada ujian tertutup atau ujian terbuka.
|
5
|
Penulisan naskah publikasi karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi / internasional.
|
Kewenangan:
|
1
|
Memotong jaringan yang diterima untuk pemeriksaan PA.
|
2
|
Mendeskripsikan kelainan makroskopik dan mendiagnosis secara mikroskopik.
|
3
|
Melakukan pemeriksaan makroskopik, mengambil sampel, membaca serta mendiagnosis kasus dan mendiskusikan dengan supervisor.
|
4
|
Menyiapkan dan mempelajari kasus yang akan dibicarakan dan menyajikan dalam forum diskusi klinikopatologi/CPC serta berpartisipasi aktif dalam diskusi.
|
5
|
Melakukan pemeriksaan dan diagnosis sitopatologi serta melakukan autopsi klinik serta menyusun laporan autopsinya dibawah bimbingan DSPA yang berwenang.
|
6
|
Setelah dinyatakan lulus oleh Pusat Pendidikan, dikirimkan untuk mengikuti Ujian Nasional Akhir/Profesi (UNAS Tahap III) yang dilaksanakan oleh Kolegium PA
|
Recent Comments